Kamis, 24 November 2011

Kasus KEHAMILAN, MENYUSUI, KONTRASEPSI DAN INFERTILITAS


FARMAKOTERAPI ENDOKRIN DAN SISTEM HORMON
PRAKTIKUM IV
KEHAMILAN, MENYUSUI, KONTRASEPSI DAN INFERTILITAS

I.             Tujuan
Mahasiswa dapat mengevaluasi terapi gangguan terhadap kehamilan, menyusui, penyakit kandungan, kontrasepsi, serta terapi hormon.

II.          Pendahuluan

Infertilitas (Infertility]) adalah keadaan di mana seseorang tidak dapat hamil secara alami atau tidak dapat menjalani kehamilannya secara utuh. Menurut Weschler[3], ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang berkesimpulan dirinya infertil, padahal sebenarnya belum tentu demikian:
  • Apabila dalam satu tahun tidak terjadi kehamilan meski menjalani hubungan intim tanpa kontrasepsi.
  • Jika siklus menstruasi tidak teratur. Padahal, tidak semua wanita memiliki siklus 28 hari, dan ovulasi tidak selalu terjadi pada hari ke 14.
  • Dokter terburu-buru mengambil kesimpulan hanya berdasarkan frekuensi hubungan intim, dan terburu-buru menerapkan tes-tes yang invasif atau terburu-buru memberikan obat. Padahal, keseringan hubungan intim tidak akan menghasilkan kehamilan apabila dilakukan pada waktu yang tidak tepat. Dokter yang teliti akan mengambil langkah berikut terlebih dahulu:
  • Dokter hanya memfokuskan mengambil solusi berdasarkan kenaikan suhu basal tubuh, dan mengabaikan pengamatan lendir leher rahim. Padahal, kenaikan suhu terjadi pada saat ovum sudah mati, sementara masa subur adalah tepat sebelum kenaikan suhu tersebut terjadi. Lihat menstruasi.
  • Dokter melakukan tes kesuburan pada waktu yang tidak tepat. Contohnya adalah :
    • Penerapan tes pasca-senggama (postcoital test), yang dimaksudkan untuk menganalisa apakah sperma tersebut subur, dan apakah lendir leher rahim wanita kondusif untuk pembuahan. Padahal, jika tes ini dilakukan bukan pada fase subur, tes ini akan invalid. Dan jangan lupa, tidak semua orang mengalami ovulasi pada hari 14 setelah menstruasi.
    • Demikian juga tes biopsi dinding rahim, tidak akan menunjukkan hasil yang baik jika waktunya tidak tepat
  • Alat untuk menentukan masa subur kadang kala tidak tepat:
    • Alat ini biasanya mendeteksi munculnya hormon LH sebelum ovulasi. Padahal, ada wanita yang mengalami sindrom LUFS di mana hormon LH tidak menyebabkan ovulasi.
    • Ada wanita yang mengalami kemunculan hormon LH jauh sebelum ovulasi itu sendiri (mini-peaks of LH).
    • Alat ini tidak memberitahu apakah lendir leher rahim kondusif untuk sperma
    • Ketepatan alat ini bisa berkurang jika terkena panas yang berlebihan
    • Alat ini tidak akan memberi hasil positif jika dilakukan bukan pada masa subur. Sementara banyak wanita yang menyangka dirinya berovulasi hanya pada hari ke 14. Padahal tidak selalu demikian.
    • Obat kesuburan seperti Pergonal atau Danicrone bisa mempengaruhi alat tersebut
    • Alat ini tidak akurat untuk wanita di atas 40 tahun
  • Ada wanita yang menyangka dirinya tidak bisa hamil, padahal kenyataannya dia bisa hamil tetapi mengalami keguguran.
Menurut Weschler], hal di atas bisa diatasi dengan menerapkan metode kesadaran kesuburan untuk mengetahui kapan fase subur terjadi.

Penyebab InfertilitasEdit  href=

Pada WanitaEdit  href=

a.       Pada wanita • Gangguan organ reproduksi 1. Infeksi vagina sehingga meningkatkan keasaman vagina yang akan membunuh sperma dan pengkerutan vagina yang akan menghambat transportasi sperma ke vagina 2. Kelainan pada serviks akibat defesiensi hormon esterogen yang mengganggu pengeluaran mukus serviks. Apabila mukus sedikit di serviks, perjalanan sperma ke dalam rahim terganggu. Selain itu, bekas operasi pada serviks yang menyisakan jaringan parut juga dapat menutup serviks sehingga sperma tidak dapat masuk ke rahim 3. Kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi uterus yang mengganggu pertumbuhan fetus, mioma uteri dan adhesi uterus yang menyebabkan terjadinya gangguan suplai darah untuk perkembangan fetus dan akhirnya terjadi abortus berulang 4. Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi tuba falopii dan terjadi obstruksi sehingga ovum dan sperma tidak dapat bertemu • Gangguan ovulasi Gangguan ovulasi ini dapat terjadi karena ketidakseimbangan hormonal seperti adanya hambatan pada sekresi hormon FSH dan LH yang memiliki pengaruh besar terhadap ovulasi. Hambatan ini dapatterjadi karena adanya tumor kranial, stress, dan penggunaan obat-obatan yang menyebabkan terjadinya disfungsi hipothalamus dan hipofise. Bila terjadi gangguan sekresi kedua hormon ini, maka folicle mengalami hambatan untuk matang dan berakhir pada gengguan ovulasi. • Kegagalan implantasi Wanita dengan kadar progesteron yang rendah mengalami kegagalan dalam mempersiapkan endometrium untuk nidasi. Setelah terjadi pembuahan, proses nidasi pada endometrium tidak berlangsung baik. Akiatnya fetus tidak dapat berkembang dan terjadilah abortus. • Endometriosis • Abrasi genetis • Faktor immunologis Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu memberikan reaksi sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat menyebabkan abortus spontan pada wanita hamil. • Lingkungan Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas ananstesi, zat kimia, dan pestisida dapat menyebabkan toxic pada seluruh bagian tubuh termasuk organ reproduksi yang akan mempengaruhi kesuburan.

Pada PriaEdit  href=

Ada beberapa kelainan umum yang dapat menyebabkan infertilitas pada pria yaitu : • Abnormalitas sperma; morfologi, motilitas • Abnormalitas ejakulasi; ejakulasi rerograde, hipospadia • Abnormalitas ereksi • Abnormalitas cairan semen; perubahan pH dan perubahan komposisi kimiawi • Infeksi pada saluran genital yang meninggalkan jaringan parut sehingga terjadi penyempitan pada obstruksi pada saluran genital • Lingkungan; Radiasi, obat-obatan anti cancer • Abrasi genetik 

BAB II
ANALISA KASUS


A.    Uraian Kasus
Seorang pasien, Ny S datang ke apotik dengan keluhan sudah menikah selama 2 tahun tapi belum dikaruniai anak dan pernah mengalami keguguran pada usia kehamilan 6 minggu, terjadi awal setelah menikah. Saat itu dikuret di klinik kebidanan, mengalami menstruasi sejak umur 12 tahun dan siklusnya tidak pernah teratur (antara 30 hari-3 bulan). Setelah 2 tahun periksa ke dokter diperiksa: kadar prolaktin 21. dan pemeriksaan lain dinyatakan normal. Diberi resep elkrip dan siklidon.
Pertanyaan:
Bagaimana menurut apoteker, kasus yang dialami Ny
S ini?

B.     Penyelesaian Kasus
Penatalaksanaan terapi pada kasus diatas dilakukan dengan menggunakan metodee SOAP (Subjektiv, Objektive, Assesment dan Plan) uraiannya adalah sebnagai berikut:

v  Subjective
Nama                           : Nyonya S
Umur                           : 30 tahun
Jenis Kelamin              : Perempuan
Keluhan                       : selama 2 tahun belum mempunyai    anak

Riwayat penyakit        :mens sejak usia 12 tahun dan siklus   tidak teratur (30    
                                                 hari-3 bulan) pernah mengalami keguguran pada     
                                                 usia kehamilan 6 minggu

            Riwayat pengobatan   : pernah dikuret di klinik kebidanan.

      Obat yang diberikan dokter:
            Elkrip (bromokriptin) dan siklidon (Doksisiklin 10)
v  Objective
Data-data klinis pasien tersaji pada tabel berikut ini :
Pemeriksaan
Data Pasien
Data Normal
Keterangan
Prolaktin
21 ng/ml
5-25 ng/ml
Normal

v  Assesment
Pasien mengalami infertilitas sekunder.
v  Plan
TUJUAN TERAPI :
Meningkatkan taraf hidup pasien
SASARAN TERAPI
Ø  Mencegah infeksi
Ø  Meningkatkan kesuburan
SRATEGI TERAPI
Ø  Terapi Farmakologi
·         Elkrip (bromokriptin 2,5 mg) 1 tablet 2 kali sehari selama 2 minggu
·         Siklidon (doksisiklin  100 mg) 1tablet 2x sehari selama 7 hari
Ø  Terapi Non Farmakologi
·         Perbanyak makan buah dan sayur
·         Menhindari stres fisik dan mental

ANALISIS RASIONALITAS TERAPI
Analisis rasionalitas terapi dilakukan dengan melakukan analisis obat-obat yang digunakan dengan empat kategori yaitu tepat indikasi, tepat obat, tepat pasien, tepat dosis, dan waspada dengan efek samping obat (4T1W). berikut ini adalah uraian analisis rasionalitas obat yang digunakan:
1.      Tepat Indikasi
Nama obat
Indikasi
Mekanisme
Keterangan
Elkrip
Mencegah laktasi secara primer pada abortus.
Stimulasi langsung terhadap reseptor dopamin menyebabkan berkurangnya sekresi prolaktin (Tjay, 2007)
Tepat indikasi
Siklidon
Penyakit infeksi kelamin
Berikakatan secara reversibel dengan sub unit ribosom 30s dan mencegah terbentuknya ikatan tRNA-aminoasil pada kompleks mRNA-ribosom (Sukandar, 2008)
Tepat indikasi

2.      Tepat obat
Nama obat
Drug of choice
Keterangan
elkrip
Menurunkan prolaktin yang dapat meningkatkan kesuburan ibu. Karena prolaktin dapat menekan kesuburan.
Tepat obat
Siklidon
Mengatasi infeksi pada saluran urogenital setelah pasien mengalami kuret.
Tepat obat

3.      Tepat pasien
Nama obat
Kontra indikasi
Keterangan
elkrip
Hipersensitiv terhadap bromokriptin
Tepat pasien
Siklidon
Ibu hamil dan menyusui
Tepat pasien

4.      Tepat dosis
Nama obat
Regiment standar
Regiment yang disarankan
Keterangan
Elkrip
2,5 mg 2 kali sehari selama 2-3 minggu (Tjay, 2007)
2,5 mg 2 kali sehari selama 2 minggu
Tepat dosis
Siklidon
Oral: dosis awal 200 mg, selanjutnya 100-200 mg/hari
1tablet 2x sehari
Tepat dosis

5.      Waspada efek samping obat
Nama obat
efek samping
Saran
Elkrip
Mual, muntah, konstipasi, pusing, mual
-
Siklidon
Muntah, diare, mual, gangguan penglihatan.
-


MONITORING DAN RENCANA TINDAK LANJUT (FOLLOW UP)
Ø  Memonitoring kadar prolaktin pasien
Ø  Memonitoring efek samping obat

KIE (Konsultasi, Informasi dan Edukasi kepada pasien)
Adapun konsultasi, informasi dan edukasi yang diberikan kepada pasien untuk menunjang proses pengobatan pasien adalah sebagai berikut : 
  Memberikan informasi tentang obat baik mengenai nama obat, dosis, aturan pakai dan cara penggunaan obat.
  Memberikan informasi, instruksi, dan peringatan kepada pasien dan keluarganya tentang efek terapi dan efek samping yang mungkin timbul selama pengobatan.
  Memberikan informasi bahwa obat doksisiklin harus diminum pada posisi tegak.



BAB III
PEMBAHASAN

         
          Pada praktikum kali ini pasien mengalami infertilitas sekunder, karena dulu sudah pernah mengandung namun terjadi keguguran dan selama 2 tahun belum memiliki anak. Dalam kasus ini kami menganalisis ketepatan obat dalam resep yang diberikan oleh dokter, yang menjadi permasalahan diketahui kadar prolaktin pasien normal namun dokter masih memberikan Elkrip (bromokriptin) yang dapat menurunkan prolaktin pasien. Hal ini kemungkinan karena dokter ingin menurunkan kadar prolaktin hingga mendekati minimal batas normal. Dari data pasien diketahui bahwa nilai prolaktin 21 ng/ml,  padahal pasien tidak menyusui. Kadar tersebut bagi seseorang yang tidak menyusui tergolong tinggi. Karena prolaktin yang tinggi dapat menekan kesuburan pasien, sehingga diharapkan ketika prolaktin diturunkan maka kesuburan pasien akan tercapai. Obat yang kedua Siklidon (doksisiklin 100 mg), data-data laboratorium yang diberikan kurang lengkap sehingga sulit bagi kami untuk menganalisis kasus. Namun kemungkinan obat doksisiklin masih diberikan karena dokter mungkin memperkirakan adanya infeksi pada kelaminnya dan pasien tidak dijelaskan mengenai hal tersebut.
          Seharusnya pemberian pengobatan harus ditelusuri terlebih dahulu bagaimana etiologi penyakitnya. Apa penyebabnya pasien dapat mengalami infertilitas. Sehingga bisa dilakukan pengobatan yang tepat. Proses haid sendiri diatur oleh sebuah sistem melibatkan beberapa organ di dalam tubuh. Sistem itu dibangun oleh otak, indung telur, dan rahim dan dipengaruhi oleh kerja sistem hormonal tubuh seluruhnya. Ketiga organ tersebut tersebut saling berinteraksi. Satu saja komponennya terganggu, haid bisa kacau-balau. Demikian pula jika ada gangguan sistem hormonal. Gangguan hormon gonok misalnya bisa mengganggu proses haid juga. Jika penyebab gangguan di otak, otak punya sederet penyakitnya sendiri. Ada sebuah kelenjar sebesar biji kacang di otak, kelenjar pituitary namanya. Kelenjar otak ini berperan sebagai  komando pekerjaan seluruh hormon tubuh pria maupun wanita. Ia juga pemberi komando urusan haid.
          Gangguan haid juga bisa terjadi bila terjadi penyimpangan pada indung telur, atau rahim. Untuk tahu di mana letak konsletingnya sehingga haid tidak berlangsung normal. Pelacakan untuk menemukan jenis gangguan, penyimpangan atau penyakitnya itulah diperlukan pemeriksaan. Selain pemeriksaan laboratorium darah, urin, hormone, mungkin perlu pemeriksaan foto rontgen, dan USG, CT-Scan, bahkan mungkin perlu MRI (magnetic resonance imaging).
          Pasien mengalami keluhan, bahwa siklus haidnya tidak normal antara 30 hari hingga 3 bulan.siklus haid yang lebih dari 35 hari dikenal dengan nama Oligomenorrhoe, tidak berarti selalu tidak subur. Biasanya untuk mengatasinya diperlukan koreksi dengan obat hormon. Atau haid yang lama tidak muncul lagi disebut amenorrhoe sekunder bila yang tadinya biasa datang haid, kemudian tiga bulan berturut-turut mens tidak datang lagi. Penyebabnya bisa karena kurang gizi, ada penyakit lama (kronik), atau mungkin mengidap tumor kandungan (rahim, indung telur), selain kemungkinan ada infeksi di sana. Wanita yang berat badannya kurang dari 40 kg, dan yang berprofesi sebagai atlet, bisa juga mengalami keadaan tidak haid juga.
          Pada terapi non farmakologinya, pasien dianjurkan makan buah dan sayur yang diharapkan dapat membantu memberikan kesuburan. Pasien juga tidak boleh stress, karena stress dapat mengganggu perubahan metabolisme dalam sistem tubuh. Menyebabkan pasien mudah lelah, berat badan menurun, sakit-sakitan. Sehingga metabolik terganggu, bila metabolisme terganggu maka siklus menstruasi juga akan terganggu.
          Monitoring efek samping dan tindak lanjut, harus ada pemantauan ulang tentang kadar prolaktin. apakah setelah penurunan prolaktin pasien mengalami siklus yang normal, yakni antara 28 hari. Memonitoring efek samping pasien.
      Adapun konsultasi, informasi dan edukasi yang diberikan kepada pasien untuk menunjang proses pengobatan pasien adalah sebagai berikut : 
Memberikan informasi tentang obat baik mengenai nama obat, dosis, aturan pakai dan cara penggunaan obat. Memberikan informasi, instruksi, dan peringatan kepada pasien dan keluarganya tentang efek terapi dan efek samping yang mungkin timbul selama pengobatan. Memberikan informasi bahwa obat doksisiklin harus diminum pada posisi tegak karena dapat menimbulkan borok kerongkongan bila ditelan pada keadaan berbaring atau terlampau sedikit air.


PERTANYAAN DAN JAWABAN


1.      Pada indikasi siklidon (doksisisiklin 100 mg) dikatakan sebagai infeksi kelamin, dasarnya dari mana? Mengapa masih digunakan elkrip padahal prolaktin pasien normal? (Elisabet Uskenat)
Jawab:
Sesuai Tjay doksisiklin dapat mengobati infeksi pada kasus penyakit kelamin. Hal ini kemungkinan karena dokter ingin menurunkan kadar prolaktin hingga mendekati minimal batas normal. Karena prolaktin yang tinggi dapat menekan kesuburan pasien, sehingga diharapkan ketika prolaktin diturunkan maka kesuburan pasien akan tercapai
2.      Apakah kuret mempengaruhi kesuburan (Rissa)
Jawab:
Bisa iya atau tidak. Iya, apabila prosedur pengkuretan tidak dilakukan dengan benar, dan tidak jika dilakukan dengan benar.
3.      Apakah infertilitas sekunder yang dialami pasien mempunyai hubungan dengan ketidak teraturannya menstruasi pasien? (Maria Habibah)
Jawab:
Ketidakteraturan menstruasi diakibatkan beberapa faktor, yang mana faktor-faktor tersebut mengakibatkan gangguan pada kesuburan. Dan jika kesuburan terganggu maka terjadinya infertilitas tersebut.
4.      Apakah ada pengobatan alternatif yang dapat digunakan? Mengapa doksisiklin harus diminum secara tegak? (Darminto)
Jawab:
Ada, bisa dilakukan akupuntur. Dan hal ini sudah ada penelitian walaupun hasilnya tidak spesifik. Namun 1,5 persen kenaikan keberhasilan terjadi lebih tinggi daripada kelompok kontrol.
Doksisiklin dapat menimbulkan borok kerongkongan bila ditelan pada keadaan berbaring atau dengan terlampau sedikit air.
5.      Menurut anda ada tidak terfikir kaitan doksisiklin dengan infeksi tubuh lain? (Lies Sunarliawati)Jawab:
Ada, kemungkinan pasien mengalami jerawat yang juga digunakan obat doksisiklin tersebut. Atau ada kemungkinan infeksi namun pasien tidak mendapatkan informasi dari dokter.
6.      Dari kasus, kira-kira apabila mengalami permasalahan dalam resep apakah dikonsultasikan ke dokter terlebih dahulu atau tetap diberikan kepada pasien? (Imam Faozi)Jawab:
Mungkin lebih baik dikonsultasikan dulu dengan dokter, apabila dokter masih ingin meresepkan maka dokter harus bersedia bertanggungjawab. Namun dalam kenyataan sekarang ini, jika terjadi permasalahan dalam resep biasanya pihak apotek akan tetap memberikan obat tersebut, karena sulitnya menghubungi dokter. Hanya saja dapat menerangkan hak bagi seorang pasien untuk mengetahui informasi apa saja mengenai kesehatannya.Untuk kedepannya diharapkan dokter dan apoteker dapat duduk bersama mendiskusikan terapi pengobatan yang tepat bagi seorang pasien.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
·       Terapi farmakologi yang digunakan adalah: Elkrip (bromokriptin ) 2,5 mg 2 kali sehari selama 2 minggu dan Siklidon (doksisiklin  100 mg) 1tablet 2x sehari.
·         terapi non farmakologinya, pasien dianjurkan makan buah dan sayur yang diharapkan dapat membantu memberikan kesuburan. Pasien juga tidak boleh stress, karena stress dapat mengganggu perubahan metabolism dalam system tubuh. Menyebabkan pasien mudah lelah, berat badan menurun, sakit-sakitan. Sehingga metabolic terganggu, bila metabolism terganggu maka siklus menstruasi juga akan terganggu.


DAFTAR PUSTAKA

Sukandar, E.Y., dkk, 2008, Iso Farmakoterapi, PT ISFI penerbitan, Jakarta
Tjay, Toan Hoan., Kirana Rahardja, 2007, Obat-Obat Penting, Edisi 6, Gramedia, Jakarta




Tidak ada komentar:

Posting Komentar